Tinta pena memudar pada halaman yang telah penuh
Saatnya membalik halaman dan mengambil pena baru
Buku telah habis dimakan logika dan angka
Saatnya kembali pada penjara nyata dari dinding kepuraan
Temu dan pisah menjadi biasa seperti kata dan yang bias antara kata hai dan by
Satu per satu anak tangga menjadi teman
Hingga kursi-kursi menjadi rapuh, berkarat, hingga akhirnya rusak
Tangis dan tawa keluar bersamaan dengan kenyataan dan harapan
Semua dilakukan untuk mendorong teman untuk berjalan bersama
Hingga setiap waktu doa dikerahkan
Hanya nasihat yang bisa ditangkap dari jiwa-jiwa langit yang sama
Kadang logika, rasa, dan petuah-petuah ikut bertengkar seakan nasib ditentukan mereka
Hanya diri yang siap menerima kenyataan dan meninggalkan pakaian kesombongan
Wahai diri di masa depan, apa kabar?
27/01/2017